LEFT-BACK.COM – Jembatan Sewo di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, kembali menarik perhatian saat musim mudik Lebaran. Tradisi unik “nyapu duit”—yakni mengumpulkan uang koin yang dilemparkan pemudik—masih dilakukan warga setempat. Fenomena ini telah berlangsung bertahun-tahun dan menjadi daya tarik tersendiri, meskipun menuai pro dan kontra. Antara Tradisi dan Rezeki Musiman Setiap musim mudik, puluhan warga, dari anak-anak hingga orang dewasa, berbaris di sekitar Jembatan Sewo dengan sapu lidi di tangan. Mereka mengumpulkan koin yang dilemparkan pemudik, sebuah tradisi yang dipercaya bisa membawa keberuntungan bagi si pelempar jika koin tersebut tersapu arus sungai. Para penyapu koin biasanya mengenakan pakaian lengan panjang, topi, dan masker untuk melindungi diri dari terik matahari. Dalam sehari, mereka bisa mengumpulkan uang mulai dari Rp200 ribu hingga Rp600 ribu. “Jembatan Sewo selalu punya cerita. Saat mudik, kami turun ke jalan Pantura untuk menyapu koin,” ujar Ato, warga Sukra, pada Selasa (25/3/2025). Pro dan Kontra Tradisi Nyapu Duit Meski sudah menjadi kebiasaan turun-temurun, keberadaan para penyapu koin kerap menjadi polemik. Di satu sisi, tradisi ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat, tetapi di sisi lain, aktivitas ini dinilai membahayakan pengguna jalan. Tak jarang, petugas melakukan razia untuk menertibkan para pelaku demi keselamatan lalu lintas. Selain faktor keselamatan, ada juga anggapan bahwa tradisi ini mencerminkan ketergantungan warga pada cara instan untuk mendapatkan uang, alih-alih mencari pekerjaan lain yang lebih aman dan berkelanjutan. Legenda Jembatan Sewo dan Mitos Uang Koin Jembatan Sewo juga dikenal dengan kisah mistis yang berkembang di masyarakat. Legenda Saedah dan Saeni, dua bersaudara yang dipercaya menjelma menjadi buaya di Sungai Sewo, telah ada sejak era kolonial Belanda. Banyak yang meyakini bahwa melempar koin ke sungai bisa menjadi bentuk “tawur duit” untuk menolak bala. Pihak berwenang terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat agar tradisi ini dapat dilakukan dengan cara yang lebih aman. Sosialisasi mengenai risiko yang ditimbulkan juga terus digalakkan agar keseimbangan antara budaya lokal dan keselamatan tetap terjaga. Tradisi nyapu duit di Jembatan Sewo tetap menjadi fenomena unik yang mewarnai musim mudik Lebaran. Namun, diperlukan solusi yang lebih bijak agar budaya ini bisa tetap dilestarikan tanpa membahayakan masyarakat dan pengguna jalan. Baca juga: Sepak Bola dan Perlawanan: Dari Socrates hingga RUU TNI Mudik Gratis Lebaran 2025: 289 Bus Siap Antar 14.374 Pemudik ke Jawa Tengah Perjalanan Hidup Sang Legenda: John Lennon, Gugur Tragis di Tangan Penggemar Fanatik