LEFT-BACK.COM – Bobocabin Gunung Mas, salah satu destinasi glamping di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, dihentikan operasionalnya setelah disegel oleh Tim Gakkum Lingkungan Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) pada Kamis (13/3/2025). Tindakan ini diambil karena penginapan tersebut belum memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Deputi Penegakan Hukum Lingkungan KLH/BPLH, Rizal Irawan, menjelaskan bahwa Bobocabin Gunung Mas merupakan bagian dari 33 perusahaan yang menyewa lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2. Namun, penggunaan lahan tersebut dinilai tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Bobocabin belum memiliki PBG. Kami sedang mempertimbangkan sanksi administratif yang akan diberikan, apakah cukup dengan perbaikan atau ada tindakan lain, menunggu hasil kajian tim ahli,” ujar Rizal saat penyegelan berlangsung. Ia menambahkan bahwa sebagai perusahaan BUMN, PTPN seharusnya memanfaatkan lahannya sesuai peruntukan sebagai area perkebunan, bukan untuk kepentingan komersial seperti pembangunan penginapan. Sejak 2022, PTPN I Regional 2 juga telah menerima peringatan dari Bappedalitbang Kabupaten Bogor untuk tidak lagi melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) lahan karena luas pengembangan telah melebihi batas yang diperbolehkan dalam aturan Koefisien Zona Terbangun (KZT) dan Koefisien Wilayah Terbangun (KWT). “Namun, peringatan tersebut tampaknya tidak dipatuhi,” lanjut Rizal. Dengan adanya penyegelan ini, Bobocabin Gunung Mas tidak diperbolehkan beroperasi sampai ada keputusan lebih lanjut dari pihak berwenang. Sanksi yang diberikan bisa berupa kewajiban melengkapi perizinan hingga kemungkinan pembongkaran fasilitas. “Setiap kasus memiliki solusi yang berbeda. Ada yang cukup dengan perbaikan administrasi, tetapi dalam kasus tertentu, bisa saja dilakukan pembongkaran,” tutupnya. Kasus ini menjadi perhatian publik, terutama bagi sektor pariwisata dan investasi di kawasan Puncak. Keputusan akhir akan ditentukan setelah evaluasi lebih lanjut oleh KLH/BPLH. Baca juga: Satpol PP Jabar Targetkan Pembongkaran Bangunan wisata Hibisc Fantasy Di Puncak Rampung Pekan Depan Sentra Kue Subuh Pasar Senen: Surga Takjil Murah Meriah Selama Ramadhan Lebih dari Sekadar Angka: Persib 1933 dan Arti Sebuah Warisan
Tag: Puncak Bogor
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Menangis, Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor Bikin Geram
LEFT BACK – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tak kuasa menahan emosi saat menyaksikan alih fungsi lahan yang dilakukan secara masif di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, pada Kamis (6/3/2025). “Siapa yang memberikan izin ini? Dari segi regulasi, apakah bisa direkomendasikan untuk dicabut?” ujar Dedi saat berdiskusi dengan seorang petugas Kementerian Lingkungan Hidup di lokasi pembangunan Eiger Adventure Land, Megamendung, Bogor. Dari area wisata yang masih dalam tahap pembangunan tersebut, Dedi tampak terkejut melihat seberang lokasi, tepatnya di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), di mana sebuah bangunan tengah dibangun dan rencananya akan dihubungkan dengan jembatan gantung menuju Eiger Adventure Land. Eiger Adventure Land menjadi salah satu dari empat destinasi wisata yang disegel akibat dugaan pelanggaran alih fungsi lahan di kawasan Puncak. Empat Lokasi Wisata di Puncak Disegel Penyegelan ini dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta Bupati Bogor Rudy Susmanto. “Banyak laporan dari masyarakat mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan, termasuk banjir besar. Kami harus menegakkan aturan sesuai undang-undang yang berlaku,” tegas Zulkifli Hasan setelah melakukan penyegelan. Empat lokasi wisata yang disegel antara lain: 1. Pabrik Teh Ciliwung di Telaga Saat 2. Hibisc Fantasy 3. Bangunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 Agro Wisata Gunung Mas 4. Eiger Adventure Land Zulkifli juga mengisyaratkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, penyegelan kemungkinan akan bertambah. Dugaan Pelanggaran Pidana Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa ada indikasi pelanggaran pidana dalam pembangunan empat lokasi wisata tersebut. Pihaknya akan mendalami kasus ini lebih lanjut melalui proses penyidikan. “Kami melihat adanya indikasi pidana, dan langkah hukum akan dilakukan terhadap pihak-pihak terkait,” ujar Hanif. Berdasarkan hasil kajian, alih fungsi lahan ini turut berkontribusi terhadap bencana banjir yang menyebabkan kerugian material besar serta menelan korban jiwa. Pihak berwenang berkomitmen untuk menindaklanjuti kasus ini guna mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut. Baca juga: Kampung Anyar: Perjalanan Generasi dalam Melestarikan Kerajinan Rajutan di Puncak Bogor Polres Indramayu Ungkap Peredaran Uang Palsu, Ratusan Lembar Pecahan Rp100 Ribu Disita Angin Puting Beliung Terjang Dua Desa di Indramayu, Puluhan Rumah Rusak dan Lima Warga Terluka
Pangkas Rambut Gratis di Rest Area Gunung Mas: Kolaborasi Dompet Dhuafa, Karang Taruna Cisarua, dan Sinar Pangrango untuk Pemberdayaan Masyarakat
LEFT-BACK.COM – Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (IKDD) menggandeng Karang Taruna Kecamatan Cisarua, Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan, dan Puncak Culture Session untuk menggelar layanan pangkas rambut gratis. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 19 Januari 2025, ini diadakan di Rest Area Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Acara berlangsung dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB dan menjadi bagian dari program Goes to Public yang bertujuan memberdayakan masyarakat. M. Azmi Hanipa dari IKDD mengungkapkan bahwa layanan pangkas rambut gratis ini melibatkan 15 santri Pondok Pesantren Nurul Yaqien yang telah mengikuti pelatihan barber selama 10 hari. “Program pelatihan ini tidak hanya terbatas pada keterampilan barber, tetapi juga mencakup pelatihan barista, servis AC, servis motor, dan menjahit. Semuanya gratis dan terbuka untuk umum. Kami juga bekerja sama dengan Sekolah Barber Kenzies untuk memastikan pelatihan yang berkualitas,” jelas Azmi. Plt Ketua Karang Taruna Kecamatan Cisarua, Asep Suparman (Ghaffer), mengapresiasi kolaborasi ini sebagai langkah nyata pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Program ini menjadi awal dari pelatihan produktif lainnya yang akan diterapkan di desa-desa lain di Kecamatan Cisarua,” katanya. Hal senada disampaikan Ketua Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan, Sandika, yang mengapresiasi tingginya antusiasme warga yang turut serta. “Kami melihat antusiasme tinggi dari warga. Selain membantu masyarakat, program ini juga berpotensi mendukung pengembangan UMKM di kawasan rest area gunung mas Puncak,” ujarnya. Pembimbing Pondok Pesantren Nurul Yaqien, Alfin Maulana, menyatakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. “Pelatihan ini memberikan peluang besar bagi santri untuk berkembang. Jika dihitung secara komersial, nilai pelatihan ini mencapai Rp3 juta per peserta. Kami juga berencana memfasilitasi alat pangkas rambut bagi santri agar keterampilan mereka terus berkembang,” jelasnya. Salah satu warga Desa Tugu Utara, Yuliawati, menyatakan kegembiraannya atas kegiatan ini, dirinya mengaku terbantu dengan adanya potong rambut gratis tersebut. “Biasanya saya malas mengantar anak potong rambut, tapi dengan program gratis ini, sangat membantu sekali. Semoga kegiatan seperti ini sering diadakan,” ungkapnya. Trainer Sekolah Barber Kenzies, Nandar, menjelaskan bahwa para peserta sudah menguasai teknik dasar pangkas rambut hanya dalam waktu lima hari. “Kami juga akan memberikan alat pangkas rambut kepada dua peserta terbaik sebagai bentuk apresiasi dan dukungan untuk mereka,” tambahnya. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara Dompet Dhuafa, Karang Taruna, dan berbagai pihak dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat melalui pemberdayaan keterampilan dan layanan sosial. Baca juga: Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz Transformasi Kepemimpinan Karang Taruna Cisarua: Komitmen Baru di Bawah Tema “Kolaborasi Aksi Prestasi” Indramayu: Paradoks Cahaya Literasi dan Angka Melek Huruf
Grand Opening Warung Mie Rebus di Pakis Hills Eco Park Puncak Bogor: Kuliner Unik dengan Konsep Estetik
LEFT-BACK.COM – Puncak Bogor dikenal sebagai destinasi wisata yang menawarkan pengalaman lengkap, mulai dari suasana alam yang memanjakan hingga wisata kuliner yang menggugah selera. Salah satu tempat yang kini tengah menjadi perbincangan adalah Pakis Hills Eco Park Puncak Bogor, berlokasi di Jl. Raya Puncak-Gadog, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Tidak hanya menawarkan panorama alam yang memukau, Pakis Hills Eco Park juga menghadirkan berbagai spot menarik, seperti Restoran Nasi Tempong Meneer, Campervan Deck, Tropical Deck Coffee Shop, dan yang terbaru, Warung Mie Rebus yang resmi dibuka pada Rabu, (18/12/2024). Warung Mie Rebus di Pakis Hills Eco Park menawarkan delapan menu spesial mie rebus dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 45.000. Beberapa menu uniknya antara lain: Mie Irit, Mie Pakis, Mie Intel, Mie Si Junet, Mie Gebrak, Mie So Suit, Mie Vegie, Mie Portugal. Menu andalannya adalah Mie Rebus Pakis yang menjadi ciri khas tempat ini. “Yang spesial dari mie rebus pakis adalah lalapannya menggunakan daun pakis, sesuatu yang jarang ditemukan di tempat lain. Harganya juga sangat terjangkau, hanya Rp 18.000,” ungkap Doddy Meneer, owner Pakis Hills Eco Park. Dengan latar belakang sebagai arsitek dan desainer interior, Doddy mengemas warung mie rebus ini dengan konsep estetik yang modern dan mewah. “Walaupun hanya makan mie rebus, suasananya seperti di kafe. Ini konsep saya sendiri, tempatnya saya buat estetik, tapi tetap dengan harga yang ramah di kantong,” tambahnya. Warung ini buka setiap Selasa hingga Minggu, pukul 16.00-24.00 WIB, dengan hari Senin sebagai hari libur. Lokasi strategis: Mudah diakses di jalur utama Puncak. Konsep unik: Tempat makan mie rebus dengan suasana estetik dan pemandangan indah. Harga terjangkau: Cocok untuk segala kalangan. Spot foto Instagramable: Bikin betah nongkrong sambil healing. Jika Anda berencana ke Puncak, jangan lewatkan pengalaman mencicipi mie rebus di Pakis Hills Eco Park. Sensasi menikmati mie rebus hangat di tengah udara dingin Puncak akan menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. Tidak perlu bingung mencari tempat makan enak di Puncak. Langsung saja ke Pakis Hills Eco Park, destinasi kuliner yang menawarkan lebih dari sekadar makanan, tapi juga suasana yang menyegarkan jiwa. Baca juga: Kepala SMKN 1 Puncak Cisarua yang Nyentrik dan Menginspirasi, “Bekerja dengan Hati untuk Generasi Z” Dari Puncak Ajip Cafe ke Kopi Puncak Ajip: Sensasi Ngopi di Tengah Keindahan Pegunungan Menerima Takdir dengan Cinta: Menggali Makna “Fatum Brutum Amor Fati”
Dari Puncak Ajip Cafe ke Kopi Puncak Ajip: Sensasi Ngopi di Tengah Keindahan Pegunungan
LEFT-BACK.COM – Tempat ngopi di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang sebelumnya dikenal sebagai Puncak Ajip Cafe, kini hadir dengan nama baru: Kopi Puncak Ajip. Dengan tagline “Nikmati Kopi Bersama Alam”, tempat ini menawarkan pengalaman healing sambil menikmati secangkir kopi ditemani pemandangan pegunungan yang menenangkan, Jum’at (20/12/2024). Manajer Kopi Puncak Ajip, Rizki Irawan, menjelaskan bahwa perubahan nama ini dilakukan untuk memberikan sentuhan baru tanpa mengubah identitas tempat yang sudah dicintai banyak orang. “Kami hanya mengganti nama saja, secara konsep dan suasana tetap sama, bahkan lebih fresh! Tujuannya agar lebih menonjolkan keunggulan kami, yaitu suasana alam yang bikin betah sambil menikmati kopi berkualitas,” kata Rizki. Selain berganti nama, Kopi Puncak Ajip juga menghadirkan pembaruan pada menu. Dua kopi signature terbaru, yaitu Kopi Gurih Ajip dan Kopi Ajip, menjadi daya tarik utama. Tak hanya itu, kini tersedia juga makanan berat yang sebelumnya belum ada, khusus untuk memanjakan pengunjung dari luar Bogor yang ingin menikmati makanan sambil bersantai. “Harganya tetap terjangkau kok, mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu. Jadi siapa pun bisa menikmati kopi dan makanan di sini tanpa khawatir soal budget,” tambah Rizki. Untuk membuat pengalaman lebih seru, Kopi Puncak Ajip juga rutin menghadirkan live music. “Kami ingin pengunjung nggak cuma menikmati kopi, tapi juga merasa terhibur. Apalagi dengan suasana yang lebih modern dan banyak spot foto keren, cocok buat yang suka upload di media sosial,” ujarnya. Kopi Puncak Ajip juga semakin memperhatikan aspek lingkungan. Dengan memperbanyak tempat sampah dan terus mengedukasi pengunjung untuk menjaga kebersihan, tempat ini ingin memastikan harmoni antara manusia dan alam tetap terjaga. “Bukan cuma menikmati kopi, kami juga ingin pengunjung sadar pentingnya menjaga alam,” kata Rizki. Kopi Puncak Ajip buka setiap hari: Weekday: 08.00 WIB – 22.00 WIB Weekend: 07.00 WIB – 23.00 WIB Rizki menambahkan, target mereka tidak hanya warga lokal, tetapi juga pengunjung dari luar daerah yang ingin menikmati kopi berkualitas sambil memanjakan mata dengan pemandangan pegunungan. Dengan konsep baru, menu yang lebih beragam, dan suasana alam yang bikin adem, Kopi Puncak Ajip siap menjadi tempat favorit untuk healing atau sekadar menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mampir ke Kopi Puncak Ajip dan rasakan sendiri serunya menikmati kopi sambil menyatu dengan alam! Baca juga: Kepala SMKN 1 Puncak Cisarua yang Nyentrik dan Menginspirasi, “Bekerja dengan Hati untuk Generasi Z” Menerima Takdir dengan Cinta: Menggali Makna “Fatum Brutum Amor Fati” Mengenal Setyo Budiyanto: Dari Polisi Lapangan hingga Nahkoda KPK
Bertahan di Tengah Hujan: Perjuangan Pedagang Asongan Jalur Puncak Bogor
LEFT-BACK.COM – Unang, seorang pedagang asongan asal Cipayung Girang RT 02/RW 03, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, berbagi cerita tentang perjuangannya mencari nafkah di jalur sibuk kawasan Puncak Bogor. Dalam kesehariannya, Unang menjual tahu, kacang, dan air mineral botolan kepada para pengendara yang melintasi jalan raya Puncak, Kamis (5/12/2024). Namun, saat musim hujan seperti sekarang, perjuangannya semakin berat. Mengingt faktor cuaca sangat berpengaruh pada volume wisatawan hingga ke ramainya pembeli. “Kalau lagi musim hujan gini dagang sepi, enggak hujan mah rame kalau pas macet gini. Biasanya saya bersih dapet Rp100 ribu,” ujar Unang sambil merapikan dagangannya. Baca juga: Stasiun Jatibarang: Sejarah, Keunikan, dan Peran dalam Perjalanan Kereta Api Indonesia Unang mengaku memulai aktivitasnya sejak pagi pukul 08.00 WIB, bergantung pada kondisi jalan. Kemacetan menjadi peluang besar baginya untuk mendapatkan pembeli. “Saya ini ngambil lagi di agen. Pulangnya enggak tentu, tapi saya tetap jualan meski hujan. Ikhtiar aja,” tambahnya. Meski demikian, ia berharap perhatian dari pihak terkait untuk membantu pedagang kecil seperti dirinya. “Harapan saya semoga pedagang seperti saya ini bisa diperhatikan,” katanya penuh harap. Kisah Unang adalah potret semangat para pedagang kecil yang terus bertahan di tengah tantangan cuaca dan kondisi ekonomi. Kehadirannya menjadi bagian penting dari dinamika kawasan Puncak, terutama bagi mereka yang melintasi jalur ini. (Deni A. Husaen)
Muda dan Sukses: Cerita Irfan di Balik Minivapestore Puncak Bogor
LEFT-BACK.COM – Kesuksesan tidak selalu datang di usia matang. Irfan, seorang anak muda asal Jalan Gandamanah, RT 03/RW 15, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, membuktikan bahwa kerja keras dan tekad kuat bisa membawa seseorang mencapai impiannya. Lewat Minivapestore, toko vape yang didirikannya pada 2017, Irfan berhasil mencuri perhatian para penggemar vape di kawasan Puncak dan sekitarnya, Rabu (4/12/2024). Perjalanan Irfan dimulai dengan langkah sederhana. Tahun 2017, ia membuka kios kecil di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Bisnis ini sempat berpindah-pindah lokasi hingga akhirnya menetap di Jalan Raya Puncak, dekat GG Hanjuang, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor. “Awalnya hanya bermodal nekat. Saya melihat peluang besar di industri vape. Meski penuh tantangan, usaha ini perlahan berkembang,” ujar Irfan. Baca juga: Mengenal Kota Tertua di Pulau Jawa: Salatiga, Permata Kuno yang Tak Pernah Redup Minivapestore menawarkan produk vape yang lengkap, mulai dari pod, mod RDA, baterai, kapas, kawat, hingga liquid dengan berbagai rasa. Produk yang dijual berasal dari merek-merek lokal maupun internasional terpercaya, sehingga menarik banyak pelanggan setia. “Soal omzet, tergantung ramai atau sepinya. Kalau ramai, bisa mencapai lebih dari Rp 2 juta per hari. Kalau sepi, sekitar Rp 500 ribu,” ungkap Irfan. Meskipun kini persaingan semakin ketat dengan kehadiran disposable vape di minimarket, Irfan tetap optimis kalau dirinya tetap memiliki pelanggan setia. “Loyalitas pelanggan adalah kunci kami bertahan,” tambahnya. Sebagai generasi muda, Irfan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan Minivapestore. Melalui akun Instagram @mvsminivapestore, ia secara rutin menginformasikan produk terbaru, promo menarik, hingga diskon spesial. “Instagram itu etalase digital kami. Pelanggan bisa tahu produk kami tanpa harus datang langsung,” jelasnya. Baca juga: Kesuksesan Finansial Indramayu: Fatamorgana di Tengah Kegagalan Infrastruktur dan Kemiskinan yang Belum Terselesaikan Kesuksesan Irfan dengan Minivapestore menyimpan pesan penting untuk anak muda yang ingin memulai bisnis. “Mulailah dari hal yang kamu suka, jangan takut mencoba, dan jadilah ramah kepada pelanggan. Mereka adalah nyawa bisnis kita,” ungkapnya. Buat kamu yang penasaran, Minivapestore buka setiap hari dari pukul 14.00 hingga 22.00 WIB. Jika sedang di Puncak, jangan lupa mampir! Di akhir cerita, Irfan berharap pemerintah lebih mendukung usaha kecil seperti Minivapestore. “Semoga kebijakan cukai vape tidak semakin memberatkan, sehingga harga tetap stabil dan pelanggan nyaman,” tutupnya. (Deni A. Husaen)
Gelar Sosialisasi di Puncak Bogor, Desa Ini Perkuat Komitmen Anti-Narkoba
LEFT-BACK.COM – Desa Sukatani, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, semakin giat menggalakkan kesadaran anti-narkoba melalui program sosialisasi bertajuk Desa Bersinar pada Kamis, (14/11/2024). Bertempat di Puncak Ajip Cafe, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, acara ini menarik antusiasme warga dan generasi muda yang hadir. Kepala Desa Sukatani, Suhendar, membuka acara dengan menekankan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam melindungi generasi muda dari bahaya narkoba. “Kami bertekad memberikan edukasi kepada warga, terutama kaum muda, untuk mewujudkan desa bebas narkoba. Ini adalah langkah nyata dalam membangun masa depan yang lebih baik,” tegas Suhendar. Acara ini menghadirkan para narasumber kompeten, seperti Sandi Adam, SH (Direktur LBH Gebrak) sebagai moderator, Resa Rosmayanti (Ketua Yayasan Bersama Kita Pulih), Oteu Herdiansyah, SH (Ketua PERADI), dan Carolina dari Sat Narkoba Polres Bogor yang mewakili AKP Nur Istiano, Kasat Narkoba. Mereka berbagi pengetahuan tentang bahaya narkoba dan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Sekretaris Desa Sukatani, Aep S, mengungkapkan bahwa program Desa Bersinar ini mendapat dukungan dana desa untuk menjangkau warga hingga tingkat RT dan RW. “Narkoba kini menyusup ke semua lapisan, bahkan anak-anak. Kami ingin warga makin waspada dan memahami dampaknya,” ujar Aep. Oteu Herdiansyah, SH, Ketua PERADI, mengingatkan bahwa ancaman narkoba kian serius karena menyasar anak sekolah dalam berbagai bentuk, bahkan permen. “Narkoba hanya membawa kehancuran. Mari kita bersama-sama menolak dan melawannya,” terang Oteu. Perwakilan Sat Narkoba Polres Bogor, Carolina menyampaikan dukungan penuh bagi inisiatif ini. “Harapan kami, Desa Sukatani bisa jadi contoh bagi desa-desa lain. Program seperti ini perlu konsistensi agar dampaknya semakin luas,” kata Carolina. Ketua Yayasan Bersama Kita Pulih, Resa Rosmayanti, juga menegaskan bahwa penanggulangan narkoba adalah tanggung jawab bersama. “Kami siap membantu melalui layanan rehabilitasi. Semoga pemuda Desa Sukatani makin peduli dan aktif dalam pencegahan narkoba,” ujar Resa. Sandi Adam, SH, selaku moderator, menyampaikan pesan penting bagi generasi muda untuk menjauhi narkoba dan fokus pada masa depan. “Jadilah generasi yang bersinar, baik dari segi mental, fisik, maupun spiritual,” ungkapnya. Muhammad Rifai, salah satu pemuda yang hadir, mengaku memperoleh banyak wawasan dari kegiatan ini. “Sosialisasi ini sangat membantu kami memahami bahaya narkoba. Kami siap menyebarkan informasi ini ke teman-teman agar lebih banyak yang sadar,” tandasnya. (Deni A. Husaen)
Pengurus Baru Masjid Al Jabal Resmi Dilantik, Pusat Ibadah Ikonik di Puncak Siap Sambut Jamaah
LEFT-BACK.COM – Masjid Al Jabal yang terletak di Rest Area Gunung Mas, Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, kini memiliki kepengurusan resmi. Dengan kapasitas besar dan lokasi yang strategis, masjid ini siap menjadi tempat ibadah yang nyaman dan representatif bagi warga Cisarua serta wisatawan yang berkunjung ke Puncak Bogor. Penetapan dan pelantikan pengurus baru ini berlangsung pada Jumat, (8/11/2024). Sebanyak 62 orang dilantik, mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, hingga berbagai seksi yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK). Acara pelantikan ini dihadiri oleh perwakilan Pejabat Bupati Bogor, Camat Cisarua Heri Risnandar, serta tokoh masyarakat, ulama, dan sesepuh Kecamatan Cisarua. Camat Cisarua, Heri Risnandar menyampaikan harapannya agar Masjid Al Jabal dapat menjadi pusat kegiatan ibadah yang aktif untuk masyarakat dan wisatawan di kawasan Puncak. “Masjid ini sebelumnya belum memiliki pengurus resmi, sehingga pemanfaatannya kurang optimal. Kami bekerja sama dengan DMI dan MUI Kecamatan untuk menjadikan Masjid Al Jabal sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan di wilayah Puncak,” kata Heri. Ketua MUI Desa Tugu Selatan, H.M. Al Anbathi yang kini menjabat sebagai Ketua DKM Masjid Al Jabal, menyatakan komitmennya untuk menjalankan amanat ini sesuai aturan. “Dengan kapasitas sekitar 200 jamaah, kami berharap masjid ini dapat menjadi tempat ibadah yang nyaman dan bermanfaat, baik bagi warga Cisarua maupun wisatawan,” ujarnya. Ketua DMI Kecamatan Cisarua, KH. M. Apan Abdul Goni, menambahkan bahwa pengurus baru akan segera mengadakan rapat kerja guna menyusun program-program keagamaan di Masjid Al Jabal. “Semoga kehadiran Masjid Al Jabal dapat memberikan manfaat besar bagi umat Islam dan menjadi pusat kegiatan religi di Puncak,” harapnya. Dengan kepengurusan baru ini, Masjid Al Jabal siap berperan sebagai pusat kegiatan keagamaan di kawasan wisata Puncak. Semoga keberadaannya membawa kenyamanan dan keberkahan bagi seluruh masyarakat. (Deni A. Husaen)