LEFT-BACK.COM – Antusiasme peserta dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, tahun 2025 mengalami lonjakan signifikan. Ajang yang berlangsung mulai Selasa (18/2/2025) hingga Kamis (20/2/2025) ini diikuti oleh 40 sekolah, terdiri dari 37 SD Negeri dan beberapa SD Swasta, dengan jumlah peserta yang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Didi Suwardi, Koordinator Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), mengungkapkan bahwa meningkatnya minat peserta menjadi indikator keberhasilan Porseni dalam mengapresiasi seni dan budaya lokal. “FTBI digagas untuk menjaga tradisi yang mulai tergerus modernisasi, seperti ngadongeng, membaca sajak, dan borangan. Alhamdulillah, minat terhadap kegiatan ini semakin bertambah setiap tahun di Kecamatan Cisarua,” ujarnya. Tahun ini, Porseni SD Cisarua mencakup 37 cabang lomba yang semakin diminati, termasuk Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI), FTBI, dan Olahraga Tradisional (Oltrad). Khusus untuk FTBI, terdapat tujuh kategori lomba, yakni Carita Pondok (Carpon), Biantara, Menyanyi Pupuh, Menulis Aksara Sunda, Ngadongeng, Maca Sajak, dan Borangan. Kegiatan ini dipusatkan di SDN Tugu Utara 01 dan 02, sementara FTBI dan Takraw digelar di SDN Tugu Selatan 01. “Tingginya jumlah peserta menunjukkan bahwa ajang ini sangat diminati. Kami berharap Porseni ini bisa terus menjadi wadah bagi anak-anak berbakat untuk berkompetisi hingga tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional,” tambah Didi. Menariknya, Porseni tahun ini hanya diikuti oleh siswa kelas 1 hingga kelas 5, sementara kelas 6 tidak dilibatkan. Dengan semakin besarnya antusiasme peserta, Porseni SD Kecamatan Cisarua diharapkan terus berkembang menjadi ajang prestisius dalam bidang akademik, olahraga, dan seni budaya. Baca juga: Pernikahan Simbolis dengan Pohon: Aksi Unik Demi Kesadaran Lingkungan Misteri Hilangnya Michael Rockefeller di Papua: Antropologi, Ekspedisi, dan Spekulasi Jejak Sejarah di Indramayu: Bangunan Berusia Ratusan Tahun yang Masih Berdiri