Mandalika: Sirkuit MotoGP yang Terinspirasi dari Legenda Sang Putri

LEFT-BACK.COM – Di balik megahnya Sirkuit Mandalika, tersimpan kisah legenda yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Lombok. MotoGP yang kini digelar di kawasan ini bukan sekadar ajang balap dunia, tetapi juga bagian dari transformasi Mandalika menjadi destinasi unggulan yang sarat akan keindahan alam dan warisan budaya.   MotoGP dan Kembalinya Balapan Dunia ke Indonesia   Indonesia terakhir kali menjadi tuan rumah MotoGP pada 1997, yang saat itu berlangsung di Sirkuit Sentul, Jakarta. Setelah 27 tahun berlalu, ajang balap motor paling prestisius di dunia ini akhirnya kembali dengan digelarnya MotoGP Mandalika pada 2022. Tidak hanya menghadirkan adrenalin di lintasan, tetapi juga memperkenalkan keindahan Lombok kepada dunia.   Mandalika: Keindahan Alam yang Terkait dengan Legenda   Mandalika bukan hanya sekadar nama sebuah kawasan, tetapi juga nama seorang putri cantik dalam legenda masyarakat Sasak. Dikisahkan bahwa Putri Mandalika begitu elok rupanya hingga banyak pangeran dari berbagai kerajaan ingin meminangnya. Namun, demi menghindari perpecahan di antara para pelamarnya, ia memilih mengorbankan dirinya dengan terjun ke laut di Pantai Seger.   Keajaiban pun terjadi—setelah ia menghilang di lautan, muncul sekumpulan cacing laut berwarna-warni, yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Hingga kini, masyarakat Lombok mengadakan tradisi Bau Nyale, sebuah ritual berburu cacing laut yang melambangkan kebijaksanaan dan pengorbanan sang putri.   Sirkuit Mandalika: Perpaduan Balapan, Budaya, dan Wisata   Keunikan Mandalika tidak hanya berasal dari legenda yang melekat padanya, tetapi juga dari pesona alamnya. Berada di pesisir Kabupaten Lombok Tengah dengan luas sekitar 1.035 hektare, kawasan ini menawarkan panorama pantai eksotis yang menjadi latar belakang spektakuler bagi ajang MotoGP. Tak heran jika Mandalika kerap disebut sebagai salah satu sirkuit terindah di dunia.   Selain itu, Mandalika juga ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) oleh pemerintah, bersama dengan Labuan Bajo, Likupang, dan Danau Toba. Keberadaan sirkuit ini semakin memperkuat posisi Mandalika sebagai pusat pariwisata bertaraf internasional.   Kesimpulan   Sirkuit Mandalika bukan sekadar arena balapan, tetapi juga simbol dari kisah legendaris yang terus hidup dalam budaya masyarakat Lombok. Seperti Putri Mandalika yang mengorbankan diri demi kebaikan banyak orang, kawasan ini kini berkembang menjadi destinasi yang membawa manfaat besar bagi masyarakat, baik dalam sektor olahraga, pariwisata, maupun ekonomi.   MotoGP di Mandalika bukan hanya pertunjukan kecepatan, tetapi juga panggung bagi keindahan alam dan warisan budaya Indonesia untuk dikenal dunia.   Baca juga: Polemik PLTU di Jawa Barat: Oversupply Listrik dan Dampaknya Penjelasan Mengapa Orang Jawa Tidak Memiliki Marga Pramoedya Ananta Toer: Perjalanan Hidup, Pemikiran, dan Warisan Abadi  

Desa Tetebatu: Permata Wisata di Kaki Gunung Rinjani yang Mendunia

  LEFT-BACK.COM – Terletak di kaki megahnya Gunung Rinjani, Desa Tetebatu menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia. Desa ini bahkan berhasil masuk dalam nominasi Desa Wisata Terbaik di ajang UNWTO (United Nations World Tourism Organization) 2021, membuktikan daya tariknya hingga kancah internasional.   Pesona Desa Tetebatu: Alam Asri dan Budaya yang Autentik Desa Tetebatu berada di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Dengan pemandangan sawah terasering, hutan tropis yang rimbun, dan suasana pegunungan yang sejuk, Tetebatu menawarkan pelarian sempurna dari hiruk-pikuk perkotaan.   Selain keindahan alamnya, desa ini juga menyuguhkan pengalaman hidup desa yang autentik, menjadikannya destinasi ideal bagi mereka yang ingin menyatu dengan budaya lokal. Tak heran jika Tetebatu sering disebut sebagai “Ubud-nya Lombok.”   Daya Tarik Alam: Surga Kecil di Lombok Timur Tetebatu menawarkan berbagai daya tarik alam, mulai dari Air Terjun Sarang Walet yang memukau hingga panorama hijau di kaki Gunung Rinjani. Perjalanan ke air terjun ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit sambil menikmati pemandangan sawah yang memesona dan pepohonan rindang di sepanjang jalur.   Bagi pecinta petualangan, trekking ringan atau bersepeda di sekitar desa menjadi aktivitas favorit. Bahkan, bagi pencinta alam sejati, kawasan camping di Taman Nasional Gunung Rinjani menawarkan pengalaman mendalam, lengkap dengan flora dan fauna endemik seperti lutung hitam, kera ekor panjang, dan burung celepuk Rinjani.     Wisata Budaya dan Ramah Lingkungan Desa Tetebatu tak hanya memanjakan mata, tetapi juga hati dan pikiran. Wisatawan dapat merasakan pengalaman eco-farm, seperti melihat proses pembuatan kopi Lombok atau minyak kelapa secara tradisional. Aktivitas ini memberikan wawasan mendalam tentang cara masyarakat mengolah hasil bumi dengan teknik turun-temurun.   Ada juga village life experience, di mana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat, mencoba bertani, atau belajar membuat kopi khas Lombok. Keramahan masyarakat Tetebatu menjadi daya tarik tersendiri, memberikan kesan hangat dan mendalam bagi siapa saja yang datang.   Fasilitas Wisata Lengkap untuk Kenyamanan Pengunjung Tetebatu menyediakan fasilitas yang dirancang untuk kenyamanan wisatawan, seperti area parkir luas, kafetaria dengan hidangan khas Lombok, kios suvenir, hingga area outbound. Tak lupa, berbagai spot foto Instagramable dengan latar sawah, hutan tropis, dan panorama Gunung Rinjani siap memuaskan hasrat fotografi.   Akses Mudah ke Desa Tetebatu Hanya berjarak sekitar 44,2 km dari Kota Mataram, Tetebatu dapat dicapai dalam waktu dua jam perjalanan dengan mobil atau motor. Jalan yang sudah beraspal dan pemandangan indah sepanjang perjalanan membuat perjalanan menuju desa ini semakin menyenangkan.   Saatnya Merencanakan Liburan ke Tetebatu Desa Tetebatu menawarkan kombinasi sempurna antara keindahan alam, budaya lokal yang kaya, dan aktivitas ramah lingkungan. Tempat ini menjadi pilihan ideal untuk wisatawan yang ingin menikmati ketenangan, belajar dari kehidupan desa, atau sekadar melepas penat di tengah alam yang asri.   Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2024/11/13/mengikuti-denyut-alam-di-desa-tetebatu-lombok-harmoni-di-kaki-gunung-rinjani