LEFT-BACK.COM – Dalam semangat kebersamaan menjelang Ramadhan, Forum Wartawan Bogor Selatan (FWBS) menggelar Cucurak Kompak di Learnotel, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Senin 24 Februari 2025. Acara ini menjadi momentum penting dengan dikukuhkannya kepengurusan FWBS periode 2025-2027 yang dipimpin oleh Acep Mulyana. Acara tersebut dihadiri oleh Camat Megamendung, Ridwan, serta Ketua dan Sekjen Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS). Dalam sambutannya, Ridwan menekankan pentingnya peran wartawan dalam membangun opini publik yang sehat dan konstruktif. “Jurnalis adalah mitra pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Saya berharap FWBS terus menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dan tetap menjaga independensi serta profesionalisme dalam setiap pemberitaan,” ujar Ridwan. Ketua FWBS, Acep Mulyana, mengungkapkan bahwa kepengurusan baru akan lebih aktif dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, tidak hanya dalam pemberitaan tetapi juga melalui program sosial dan edukatif. “Kami akan memperkuat peran FWBS sebagai wadah bagi jurnalis yang peduli terhadap isu-isu lokal. Ke depan, kami akan mengadakan pelatihan jurnalistik, program sosial, serta dukungan bagi UMKM lokal,” jelas Acep. Dengan kepengurusan baru ini, FWBS berkomitmen untuk tidak hanya menjadi penyampai berita, tetapi juga berperan dalam pembangunan daerah dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara media, pemerintah, dan masyarakat. Baca juga: Karier dan Warisan Bejo Sugiantoro Vihara Dharma Rahayu: Jejak Sejarah 177 Tahun di Indramayu Cucurak: Tradisi Makan Bersama yang Merekatkan Keluarga Menyambut Ramadhan
Tag: Kecamatan Megamendung
Babinsa Desa Gadog Bogor dan Linmas Gelar Patroli Malam, Jaga Kondusifitas Wilayah
LEFT-BACK.COM – Demi menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat, Babinsa Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Serda Fajar Riadi, bersama anggota Linmas Desa Gadog, melaksanakan monitoring wilayah pada Sabtu dini hari (7/12/2024). Patroli itu dilakukan pada pukul 00.00 hingga Desa Gadog dinyatakan kondusif, hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gangguan keamanan di desa tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan situasi Desa Gadog tetap kondusif serta mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tindak kriminal maupun gangguan ketertiban lainnya. Patroli melibatkan pengecekan di beberapa titik rawan, termasuk area permukiman, jalan utama, dan lokasi yang sering menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Baca juga: Tempe Mentega Sari Rasa: Kuliner Premium dari Puncak Bogor yang Menggoda Selera “Kami ingin memastikan masyarakat Desa Gadog merasa aman, terutama pada malam hari. Patroli seperti ini penting untuk menjaga kondusifitas wilayah serta memberikan rasa tenang kepada warga,” ujar Serda Fajar Riadi. Selain melakukan patroli, Serda Fajar Riadi juga mengimbau masyarakat, khususnya para pemuda Desa Gadog, untuk ikut berperan aktif menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dan aparat dalam menciptakan lingkungan yang aman. Baca juga: Bertahan di Tengah Hujan: Perjuangan Pedagang Asongan Jalur Puncak Bogor “Kami berharap masyarakat, terutama kaum muda, dapat berperan sebagai penjaga ketertiban. Hindari kegiatan yang dapat mengganggu kenyamanan warga, seperti kebut-kebutan atau membuat keributan di malam hari,” pungkasnya.
Bertahan di Tengah Hujan: Perjuangan Pedagang Asongan Jalur Puncak Bogor
LEFT-BACK.COM – Unang, seorang pedagang asongan asal Cipayung Girang RT 02/RW 03, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, berbagi cerita tentang perjuangannya mencari nafkah di jalur sibuk kawasan Puncak Bogor. Dalam kesehariannya, Unang menjual tahu, kacang, dan air mineral botolan kepada para pengendara yang melintasi jalan raya Puncak, Kamis (5/12/2024). Namun, saat musim hujan seperti sekarang, perjuangannya semakin berat. Mengingt faktor cuaca sangat berpengaruh pada volume wisatawan hingga ke ramainya pembeli. “Kalau lagi musim hujan gini dagang sepi, enggak hujan mah rame kalau pas macet gini. Biasanya saya bersih dapet Rp100 ribu,” ujar Unang sambil merapikan dagangannya. Baca juga: Stasiun Jatibarang: Sejarah, Keunikan, dan Peran dalam Perjalanan Kereta Api Indonesia Unang mengaku memulai aktivitasnya sejak pagi pukul 08.00 WIB, bergantung pada kondisi jalan. Kemacetan menjadi peluang besar baginya untuk mendapatkan pembeli. “Saya ini ngambil lagi di agen. Pulangnya enggak tentu, tapi saya tetap jualan meski hujan. Ikhtiar aja,” tambahnya. Meski demikian, ia berharap perhatian dari pihak terkait untuk membantu pedagang kecil seperti dirinya. “Harapan saya semoga pedagang seperti saya ini bisa diperhatikan,” katanya penuh harap. Kisah Unang adalah potret semangat para pedagang kecil yang terus bertahan di tengah tantangan cuaca dan kondisi ekonomi. Kehadirannya menjadi bagian penting dari dinamika kawasan Puncak, terutama bagi mereka yang melintasi jalur ini. (Deni A. Husaen)
Babinsa Desa Gadog Megamendung Bogor Tertibkan Remaja Nongkrong Hingga Dini Hari untuk Cegah Tawuran
LEFT-BACK.COM – Belasan remaja yang asyik nongkrong hingga larut malam di Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, dibubarkan oleh Babinsa setempat, Serda Fajar Riadi. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya potensi tawuran dan gangguan keamanan lainnya. Penertiban dilakukan sekitar pukul 02.30 dini hari oleh anggota Koramil Cisarua/Megamendung. Menurut Serda Fajar, kegiatan nongkrong di jam-jam tersebut dapat memicu hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk konflik antar kelompok. Baca juga: Politik, Fanatisme, dan Kekalahan: Sebuah Drama Pilkada yang Tak Pernah Usai “Kami membubarkan sekelompok pemuda itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami khawatir ada potensi tawuran atau gangguan lainnya, apalagi waktu sudah sangat larut,” ungkap Serda Fajar, Minggu (1/12/2024). Selain alasan keamanan, Serda Fajar juga menyoroti potensi gangguan terhadap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Puncak. Menurutnya, keramaian yang tak terkendali bisa mengurangi kenyamanan pengunjung, terutama di akhir pekan. Sebagai langkah preventif, ia mengimbau para remaja untuk lebih bijak mengatur waktu dan memahami tanggung jawab mereka dalam menjaga ketertiban lingkungan. “Anak muda sepatutnya menjadi bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban wilayah. Mereka adalah harapan masa depan, jadi sebaiknya bermain dan nongkrong sewajarnya, serta kembali ke rumah ketika waktunya sudah tiba, dan lakukan hal-hal yang bersifat positif,” tegasnya.