/ Jan 22, 2025

Perjalanan Hidup Sang Legenda: John Lennon, Gugur Tragis di Tangan Penggemar Fanatik

LEFT-BACK.COM – John Lennon pertama kali bertemu Paul McCartney pada tahun 1957. Pertemuan ini membuka jalan bagi McCartney untuk bergabung dengan grup musik Lennon. Keduanya kemudian menciptakan kemitraan dalam penulisan lagu yang menjadi salah satu yang paling sukses dalam sejarah musik. Lennon meninggalkan The Beatles pada 1969 dan melanjutkan karier dengan merilis album bersama istrinya, Yoko Ono, serta beberapa karya solo lainnya. Sayangnya, pada 8 Desember 1980, Lennon meregang nyawa setelah ditembak oleh seorang penggemar fanatik bernama Mark David Chapman.

 

Kehidupan Awal

 

John Winston Lennon lahir pada 9 Oktober 1940 di Liverpool, Inggris, di tengah situasi genting Perang Dunia II akibat serangan udara Jerman. Ketika Lennon berusia empat tahun, kedua orang tuanya berpisah. Ia kemudian diasuh oleh bibinya, Mimi Smith, sementara ayahnya, seorang pelaut, jarang hadir dalam hidupnya.

 

Meski tinggal bersama bibinya, Lennon tetap mendapatkan kunjungan rutin dari ibunya, Julia, yang mengajarinya bermain banjo dan piano. Julia juga menjadi orang yang membelikannya gitar pertama. Namun, kehidupan Lennon berubah drastis ketika Julia meninggal pada Juli 1958 akibat kecelakaan lalu lintas. Kehilangan ini menjadi salah satu peristiwa paling traumatis dalam hidupnya.

 

Sejak kecil, Lennon dikenal nakal dan senang menciptakan keonaran. Meski prestasi akademiknya kurang baik, guru-guru menyadari bakat seni dalam dirinya, mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan seni setelah lulus sekolah.

 

Awal Terbentuknya The Beatles

 

Pada usia 16 tahun, Lennon mendirikan grup musik skiffle bernama Quarry Men, terinspirasi oleh musik Elvis Presley. Pertemuan dengan Paul McCartney pada 6 Juli 1957 di sebuah pesta gereja menjadi titik awal terbentuknya salah satu kolaborasi paling legendaris di dunia musik. McCartney kemudian memperkenalkan George Harrison kepada Lennon, dan bersama Stuart Sutcliffe serta Pete Best, mereka membentuk cikal bakal The Beatles pada tahun 1960.

 

Rekaman pertama band ini adalah “That’ll Be the Day” karya Buddy Holly. Nama “The Beatles” sendiri lahir dari inspirasi Lennon setelah menyaksikan sebuah “visi” saat kecil. Lennon bercanda bahwa ia melihat seorang pria di atas kue yang menyala, berkata, “Kalian adalah The Beatles dengan huruf ‘A’.”

 

Pada 1961, Brian Epstein menemukan The Beatles di Cavern Club, Liverpool, dan menjadi manajer mereka. Di bawah arahan produser George Martin, band ini merilis lagu debut mereka, “Love Me Do,” pada Oktober 1962.

 

Fenomena Beatlemania

 

Pada tahun 1964, The Beatles mencetak sejarah sebagai band Inggris pertama yang meraih popularitas besar di Amerika Serikat. Penampilan mereka di acara The Ed Sullivan Show pada 9 Februari 1964 memicu fenomena “Beatlemania” dan meluncurkan apa yang dikenal sebagai “Invasi Inggris” di industri musik Amerika. Kesuksesan ini berlanjut dengan perilisan film pertama mereka, A Hard Day’s Night (1964), dan album-album hit seperti Help! (1965) serta Rubber Soul (1965).

 

Namun, pada tahun 1966, Beatlemania mulai memudar. Kontroversi muncul setelah Lennon membuat pernyataan bahwa The Beatles “lebih populer daripada Yesus.” Pernyataan ini memicu kecaman, terutama di Amerika Serikat bagian selatan, di mana rekaman mereka dibakar sebagai bentuk protes. Setelah konser terakhir mereka di Candlestick Park, San Francisco, pada 29 Agustus 1966, The Beatles memutuskan untuk berhenti melakukan tur dan fokus pada eksplorasi musik di studio rekaman.

 

Eksperimen mereka menghasilkan album-album revolusioner seperti Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band (1967), yang dianggap sebagai salah satu proyek musik terbaik sepanjang masa. Namun, ketegangan internal mulai muncul, terutama setelah kematian manajer mereka, Brian Epstein, pada tahun 1967.

 

Perpisahan The Beatles

 

Kehilangan Epstein menjadi pukulan berat bagi grup ini. Meskipun mereka terus merilis album-album sukses seperti The White Album (1968) dan Abbey Road (1969), dinamika internal band semakin tegang. Lennon dan Yoko Ono, yang menikah pada Maret 1969, sering menciptakan ketegangan di antara anggota lainnya.

 

Pada September 1969, Lennon secara resmi meninggalkan The Beatles, meskipun berita ini tidak diumumkan hingga April 1970, ketika McCartney juga memutuskan untuk keluar. Album terakhir mereka, Let It Be, dirilis sebulan kemudian, menandai akhir dari perjalanan band yang telah merevolusi industri musik.

 

Foto: Penggemar saat melepas kematian John Lennon, (9/12/1980). Doc. Classicrocklife.

 

Karier Solo dan Aktivisme

 

Setelah perpisahan The Beatles, Lennon memulai karier solo dengan merilis album John Lennon/Plastic Ono Band (1970), yang menampilkan suara mentah dan emosional. Album keduanya, Imagine (1971), menjadi karya paling ikonik dalam karier solonya, dengan lagu utama yang menyerukan perdamaian dan persatuan global.

 

Lennon dan Ono pindah ke New York pada tahun 1971, di mana mereka menjadi aktivis vokal melawan Perang Vietnam. Namun, sikap politik mereka membuat Lennon menjadi target deportasi oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Nixon. Setelah bertahun-tahun perjuangan hukum, Lennon akhirnya mendapatkan status penduduk tetap pada 1976.

 

Setelah kelahiran putranya, Sean, pada tahun 1975, Lennon memutuskan untuk rehat dari musik untuk fokus pada kehidupan keluarga. Ia kembali ke dunia musik pada 1980 dengan merilis album Double Fantasy.

 

Kematian Tragis

 

Tragisnya, kebangkitan karier Lennon harus berakhir secara mendadak pada 8 Desember 1980. Saat kembali ke apartemennya di New York, Lennon ditembak oleh Mark David Chapman, seorang penggemar yang sebelumnya meminta tanda tangan hanya beberapa jam sebelum serangan tersebut. Lennon dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Roosevelt, meninggalkan dunia dalam kesedihan mendalam.

 

Warisan Abadi

 

Meskipun hidupnya berakhir tragis, warisan Lennon terus hidup melalui musik, lirik, dan pesan-pesan perdamaian yang ia sampaikan. Ia dilantik ke dalam Songwriters Hall of Fame pada 1987 dan Rock and Roll Hall of Fame pada 1994. Hingga kini, Lennon tetap menjadi simbol ikon budaya, menginspirasi generasi baru dengan karya-karya legendarisnya.

 

Baca juga:

Menyusuri Napoli: Ketika Sepak Bola Menjadi Agama, dan Maradona Menjadi Nabinya

Zdeněk Zeman: Filosofi Sepak Bola di Tengah Kontroversi dan Revolusi

Birmingham: Oase Solidaritas di Tengah Sekat Sosial

Wahyu Topami

Recent News

Travel News

Lifestyle News

Fashion News

Copyright 2023 Varient – All Rights Reserved.