Di Hadapan Petani, Lucky Hakim Akui Pernah Merengek pada Menteri Pertanian

LEFT-BACK.COM, CISARUA – Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menghadiri kegiatan Serikat Petani Indonesia (SPI) dalam rangka memperingati Hari Perjuangan Petani Internasional yang digelar di Alun-alun Kabupaten Indramayu, Kamis (17/4/2025).

Kehadiran Bupati Lucky Hakim disambut antusias oleh ratusan petani yang tergabung dalam SPI Indramayu. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan sejumlah keluh kesah terkait kondisi petani, serta komitmennya memperjuangkan kesejahteraan mereka.

Dalam pidatonya, Lucky mengaku baru saja bertemu dengan sejumlah menteri yang memuji Indramayu sebagai daerah penyumbang utama produksi padi nasional.

“Saya tuh dari kemarin kemana-mana ketemu menteri ini, menteri itu pada bilang selamat ini Indramayu luar biasa sebagai lumbung padi nasional, pertahankan. Langsung saya bilang gini, memang Indramayu lumbung padi nasional, tapi wong tanie masih durung sejahtera (petaninya masih belum sejahtera),” katanya di hadapan para petani.

Ia menegaskan bahwa status Indramayu sebagai lumbung padi nasional belum sebanding dengan taraf hidup para petani. Banyak di antaranya, menurutnya, hidup dengan penghasilan di bawah upah minimum regional (UMR).

“Sampai saya cerita, ada petani kalau dihitung-hitung sebulan dapat duitnya cuman 2 juta, dan itu perkeluarga, ini saya bicara sama petaninya,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Lucky menyampaikan bahwa ia telah mengutarakan kegelisahannya kepada Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dalam sebuah pertemuan pribadi sebelum Idulfitri.

“Saya 2 Minggu yang lalu sebelum lebaran, ketemu sama Menteri Pertanian, saya ngerengek sama Pak Amran, saya datang pagi-pagi ke rumah beliau. ‘Pak Amran saya ga tau gimana caranya mau ngomong tapi intinya pak masih banyak petani di Indramayu yang masih belum sejahtera, tolong pak diapakan gimana aja caranya,’ beliau berjanji akan memperhatikan lebih nanti saya akan tagih lagi,” ujar Lucky.

Selain menyampaikan kritik terhadap kondisi petani, Lucky juga menyoroti pola distribusi beras yang dinilainya kurang berpihak pada daerah penghasil seperti Indramayu. Ia menilai mayoritas hasil panen justru dinikmati oleh daerah lain, sementara petani setempat hanya memperoleh harga jual yang rendah.

“Jadi saya ingin memperjuangkan dengan cara masing-masing bapak/ibu (petani) punya cara, saya punya cara gimana caranya petani sejahtera, jangan cuman kita suruh nanem padinya nanti dibawa keluar daerah, karena beras itu kita ada 900 ribu ton, yang kita makan itu cuman 200an (ton), yang sisanya pada dikirim ke luar orang lain yang makan kita yang nanem, kita jual dengan harga murah. Harus di rubah,” pungkasnya.

Baca juga:

PTPN IV Jakarta Plus & Bank Pohon Nusantara Tanam Ratusan Pohon di Hulu DAS Ciliwung Puncak Bogor untuk Peringati Hari Bumi 2025

Polres Indramayu Bongkar Pabrik Rumahan Tembakau Sintetis di Haurgeulis, Tiga Pemuda Ditangkap

Polres Indramayu Tangkap Pengedar Sabu di Terisi, Ini Modus dan Barang Buktinya