Bertahan di Tengah Hujan: Perjuangan Pedagang Asongan Jalur Puncak Bogor

LEFT-BACK.COM – Unang, seorang pedagang asongan asal Cipayung Girang RT 02/RW 03, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, berbagi cerita tentang perjuangannya mencari nafkah di jalur sibuk kawasan Puncak Bogor.

 

Dalam kesehariannya, Unang menjual tahu, kacang, dan air mineral botolan kepada para pengendara yang melintasi jalan raya Puncak, Kamis (5/12/2024).

 

Namun, saat musim hujan seperti sekarang, perjuangannya semakin berat. Mengingt faktor cuaca sangat berpengaruh pada volume wisatawan hingga ke ramainya pembeli.

 

“Kalau lagi musim hujan gini dagang sepi, enggak hujan mah rame kalau pas macet gini. Biasanya saya bersih dapet Rp100 ribu,” ujar Unang sambil merapikan dagangannya.

 

Baca juga: Stasiun Jatibarang: Sejarah, Keunikan, dan Peran dalam Perjalanan Kereta Api Indonesia

 

Unang mengaku memulai aktivitasnya sejak pagi pukul 08.00 WIB, bergantung pada kondisi jalan. Kemacetan menjadi peluang besar baginya untuk mendapatkan pembeli.

 

“Saya ini ngambil lagi di agen. Pulangnya enggak tentu, tapi saya tetap jualan meski hujan. Ikhtiar aja,” tambahnya.

 

Meski demikian, ia berharap perhatian dari pihak terkait untuk membantu pedagang kecil seperti dirinya.

 

“Harapan saya semoga pedagang seperti saya ini bisa diperhatikan,” katanya penuh harap.

 

Kisah Unang adalah potret semangat para pedagang kecil yang terus bertahan di tengah tantangan cuaca dan kondisi ekonomi. Kehadirannya menjadi bagian penting dari dinamika kawasan Puncak, terutama bagi mereka yang melintasi jalur ini. (Deni A. Husaen)