Porseni SD Kecamatan Cisarua 2025: Antusiasme Peserta Meningkat, 40 Sekolah Ikut Bertanding di Puncak Bogor

LEFT-BACK.COM – Antusiasme peserta dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, tahun 2025 mengalami lonjakan signifikan. Ajang yang berlangsung mulai Selasa (18/2/2025) hingga Kamis (20/2/2025) ini diikuti oleh 40 sekolah, terdiri dari 37 SD Negeri dan beberapa SD Swasta, dengan jumlah peserta yang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.   Didi Suwardi, Koordinator Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), mengungkapkan bahwa meningkatnya minat peserta menjadi indikator keberhasilan Porseni dalam mengapresiasi seni dan budaya lokal.   “FTBI digagas untuk menjaga tradisi yang mulai tergerus modernisasi, seperti ngadongeng, membaca sajak, dan borangan. Alhamdulillah, minat terhadap kegiatan ini semakin bertambah setiap tahun di Kecamatan Cisarua,” ujarnya.   Tahun ini, Porseni SD Cisarua mencakup 37 cabang lomba yang semakin diminati, termasuk Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI), FTBI, dan Olahraga Tradisional (Oltrad). Khusus untuk FTBI, terdapat tujuh kategori lomba, yakni Carita Pondok (Carpon), Biantara, Menyanyi Pupuh, Menulis Aksara Sunda, Ngadongeng, Maca Sajak, dan Borangan.   Kegiatan ini dipusatkan di SDN Tugu Utara 01 dan 02, sementara FTBI dan Takraw digelar di SDN Tugu Selatan 01.   “Tingginya jumlah peserta menunjukkan bahwa ajang ini sangat diminati. Kami berharap Porseni ini bisa terus menjadi wadah bagi anak-anak berbakat untuk berkompetisi hingga tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional,” tambah Didi.   Menariknya, Porseni tahun ini hanya diikuti oleh siswa kelas 1 hingga kelas 5, sementara kelas 6 tidak dilibatkan. Dengan semakin besarnya antusiasme peserta, Porseni SD Kecamatan Cisarua diharapkan terus berkembang menjadi ajang prestisius dalam bidang akademik, olahraga, dan seni budaya.   Baca juga: Pernikahan Simbolis dengan Pohon: Aksi Unik Demi Kesadaran Lingkungan Misteri Hilangnya Michael Rockefeller di Papua: Antropologi, Ekspedisi, dan Spekulasi Jejak Sejarah di Indramayu: Bangunan Berusia Ratusan Tahun yang Masih Berdiri

Kampung Anyar: Perjalanan Generasi dalam Melestarikan Kerajinan Rajutan di Puncak Bogor

LEFT-BACK.COM – Kampung Anyar, yang terletak di Jalan Siliwangi, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, bukan sekadar sentra kerajinan rajutan. Lebih dari itu, Kampung Anyar menyimpan kisah perjalanan generasi yang telah menjaga dan mengembangkan warisan ini sejak era kolonial Belanda. Jum’at 14 Februari 2025.   Warisan ini dimulai dari pasangan Bapak Sani dan Mak Umin, yang pada masa penjajahan Belanda mulai merajut dan menjual hasil karyanya secara keliling. Dengan alat sederhana dan benang wol sebagai bahan utama, mereka membuat berbagai produk rajutan yang kala itu diminati oleh kalangan pribumi maupun orang-orang Belanda yang tinggal di kawasan Puncak.   Seiring waktu, keahlian merajut ini diwariskan kepada anak dan cucu mereka. Umi Mumun Maemunah (67 tahun) dan Umi Ucih (62 tahun) adalah generasi penerus yang sejak kecil sudah diajarkan teknik merajut oleh orang tua mereka. “Dulu saya belajar dari ibu saya, melihat cara dia mengolah benang menjadi barang bernilai jual. Dari situ saya mulai membuat sendiri dan menjualnya,” ujar Umi Mumun.   Ketika Puncak mulai ramai dikunjungi wisatawan asing pada era 1980-an hingga 1990-an, produk rajutan dari Kampung Anyar mencapai masa kejayaannya. Yanah Rodianah (45 tahun), yang sejak kecil membantu neneknya berjualan, mengingat betapa larisnya produk mereka. “Dulu kami bisa menjual langsung ke wisatawan asing di villa-villa. Banyak dari mereka yang membeli syal, rompi, dan bantal rajut sebagai oleh-oleh,” kenangnya.   Titin Maryani (58 tahun) juga memiliki pengalaman serupa. Ia masih ingat bagaimana dirinya harus belajar bahasa Inggris seadanya untuk menawarkan produk kepada wisatawan dari Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika. “Saya cuma bisa bilang ‘yes’, ‘no’, ‘how much’, tapi mereka tetap membeli. Bahkan, tahun 2015, saya pernah mendapat pesanan dari Amerika Latin untuk rajutan berbahan kulit kayu,” katanya.   Namun, perubahan zaman membawa tantangan baru bagi para pengrajin Kampung Anyar. Berkurangnya wisatawan asing dan semakin banyaknya pesaing membuat pemasaran menjadi lebih sulit. Kini, banyak pengrajin yang mengandalkan pemesanan melalui WhatsApp atau menjual produk mereka di pasar lokal.   Yanah berharap adanya perhatian dari pemerintah agar produk rajutan Kampung Anyar tetap bertahan. “Kalau ada gerai UMKM khusus untuk kerajinan tangan seperti ini, tentu akan sangat membantu kami,” ujarnya penuh harap.   Perjalanan panjang generasi demi generasi telah membuktikan bahwa semangat mempertahankan kerajinan rajutan di Kampung Anyar tidak pernah padam. Dengan inovasi dan dukungan yang tepat, warisan ini dapat terus berkembang dan bersaing di era modern.   Baca juga: Kurt Cobain: Jenius Grunge yang Terjebak dalam Ketenaran dan Tragisnya Akhir Hidup Mandalika: Sirkuit MotoGP yang Terinspirasi dari Legenda Sang Putri Penjelasan Mengapa Orang Jawa Tidak Memiliki Marga

Bali di Persimpangan: Menjaga Keunikan Budaya, Mengatasi Overdevelopment

LEFT-BACK.COM – Bali, yang dikenal sebagai “Pulau Dewata”, telah lama menjadi tujuan utama bagi wisatawan domestik dan internasional. Meskipun sempat mengalami penurunan kunjungan wisata selama pandemi, Bali kini mulai menunjukkan pemulihan yang signifikan setelah pembukaan kembali pariwisata. Namun, meskipun angka kunjungan mulai meningkat, Bali masih menghadapi tantangan dalam mengelola perkembangan sektor pariwisata.   I Made Mendra Astawa, seorang pengamat pariwisata Bali dan Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bali (Forkomdewi), menjelaskan bahwa pada masa pandemi, Bali mengalami penurunan pendapatan nasional sebesar 9,3%. Namun, setelah pembukaan kembali perbatasan, sektor pariwisata kembali tumbuh dan Bali menunjukkan tanda-tanda pemulihan.   Namun, Mendra menekankan bahwa Bali bukanlah contoh dari overtourism, melainkan overdevelopment. “Perkembangan pariwisata yang pesat tidak diimbangi dengan perencanaan pembangunan yang matang, sehingga terjadi ketimpangan dalam distribusi wisatawan,” jelasnya. Pembangunan yang pesat di beberapa daerah, seperti Canggu, sering kali mengabaikan aspek lingkungan dan sosial, sementara daerah lain belum mendapatkan manfaat yang sama.   Untuk mengatasi masalah kepadatan wisatawan di destinasi utama seperti Kuta, Seminyak, dan Ubud, perlu adanya upaya untuk mengarahkan wisatawan ke destinasi lain yang belum terlalu padat. Bali Timur, dengan daerah seperti Amed di Karangasem, menawarkan pesona alam yang masih alami dan budaya yang kaya. Bali Utara, seperti Munduk dan Lovina, menyajikan wisata yang lebih tenang dengan atraksi alam seperti air terjun dan kebun kopi. Sementara Bali Barat, dengan Jembrana dan Pulau Menjangan, menawarkan ekowisata dan penyelaman yang luar biasa.   Selain itu, tiga pulau kecil di tenggara Bali, yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan, juga semakin populer sebagai alternatif wisata yang menawarkan pantai eksotis dan keindahan bawah laut. Pemerataan promosi dan pembangunan ke daerah-daerah ini akan membantu mengurangi kepadatan di kawasan yang lebih ramai, sekaligus memberikan dampak ekonomi yang lebih merata bagi masyarakat lokal.   Mendra juga menyoroti pentingnya pengembangan desa wisata, dengan Bali memiliki 240 desa wisata yang dapat menjadi alternatif menarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman lebih autentik. Desa wisata ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk lebih dekat dengan budaya lokal, tetapi juga memberi manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat.   Dengan upaya untuk menyeimbangkan pengelolaan pariwisata dan pembangunan, Bali berpotensi untuk tetap menjadi destinasi wisata utama yang berkelanjutan. Mendra mengusulkan adanya otonomi khusus bagi Bali dalam mengelola pariwisata, agar Bali dapat menjaga keasliannya dan lebih mampu mengatur investasi yang masuk. Dengan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan sektor pariwisata, Bali diharapkan akan terus berkembang sebagai destinasi unggulan dunia, tetap mempertahankan budaya yang unik, dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal.   Baca juga: Puncak Culture Session Vol. 2: Bait Harmoni Gelar Pertunjukan Teater untuk Kenalkan Seni Peran Jejak Sejarah Padi di Nusantara: Dari Kedatangan Austronesia hingga Warisan Budaya Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz

Puncak Culture Session Vol. 2: Bait Harmoni Gelar Pertunjukan Teater untuk Kenalkan Seni Peran

LEFT-BACK.COM – Komunitas Teater Bait Harmoni menghadirkan pertunjukan spesial dalam acara Puncak Culture Session Vol. 2, dengan mementaskan karya bertajuk Main Teater. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan seni teater kepada masyarakat Puncak, yang selama ini masih kalah populer dibandingkan dengan seni musik, tari, dan kesenian lainnya.   Pendiri Bait Harmoni, M. Dika Pribadi, menuturkan bahwa teater memiliki cakupan yang lebih luas daripada sekadar drama sekolah.   “Teater di jalur Puncak ini masih butuh pengenalan lebih dalam. Kami ingin menjelaskan bahwa cakupan teater lebih luas dari sekadar drama sekolah. Teater mencakup berbagai seni, seperti musik dan seni rupa,” ujar Dika, Minggu (2/2/2025).   Pertunjukan Main Teater mendapatkan sambutan luar biasa dari para penonton. Bahkan, Dika mengaku terharu hingga meneteskan air mata karena pertunjukan sederhana ini berhasil menciptakan atmosfer yang kuat dan emosional.   Ke depan, Bait Harmoni berencana untuk terus mengembangkan seni teater di kawasan Puncak dengan mengadakan program teater keliling dari Gadog hingga Puncak. Selain itu, komunitas ini juga akan memperluas cakupan kegiatan mereka dengan memasukkan unsur seni musik, tari, kesenian tradisional, dan sastra agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.   Liska Rahmawati, Pembina bidang seni teater Bait Harmoni, menegaskan pentingnya regenerasi budaya di tengah derasnya arus modernisasi.   “Di saat orang sibuk dengan teknologi dan tontonan serba instan, teater hadir sebagai media edukasi yang melibatkan anak-anak dalam proses kreatif. Ini adalah upaya untuk menjaga budaya tetap hidup dengan menyesuaikan diri terhadap kemajuan zaman tanpa meninggalkan akar tradisi,” ungkapnya.   Dengan menggabungkan nyanyian, tarian, dan bahasa ibu dalam pementasan, Bait Harmoni berharap teater bisa menjadi lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran kehidupan yang inspiratif.   Sebagai penutup, komunitas ini mengajak masyarakat untuk terus mencintai budaya lokal dengan jargon mereka:   “Nungora nu mikarya, tong poho kana budaya!” (Teruslah berkarya, jangan lupakan budaya!)   Baca juga: Jejak Sejarah Padi di Nusantara: Dari Kedatangan Austronesia hingga Warisan Budaya Liverpool Kokoh di Puncak Klasemen Usai Tundukkan Bournemouth, Nottingham Forest Menggila Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz

Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan Puncak Bogor Restrukturisasi Pengurus untuk Program 2025 yang Lebih Optimal

LEFT-BACK.COM – Dalam upaya memperkuat efektivitas organisasi dan meningkatkan kualitas program di tahun 2025, Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan menggelar pertemuan penting pada Sabtu (18/1/2025). Acara yang berlangsung di Rest Area Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini menjadi momen refleksi dan restrukturisasi kepengurusan.   Ketua Karang Taruna Sinar Pangrango, Sandika menjelaskan bahwa agenda ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi sekaligus melakukan konsolidasi pengurus.   “Kami membiasakan mengambil keputusan secara kolektif kolegial, salah satunya adalah restrukturisasi kepengurusan. Ini juga menjadi waktu refleksi atas kegiatan di tahun 2024, apa yang kurang kita sempurnakan, dan yang sudah baik akan kita tingkatkan untuk program di tahun 2025,” ujar Sandika.   Menurutnya, restrukturisasi ini bertujuan memperkuat efektivitas organisasi sehingga setiap program rutin maupun unggulan di tahun 2025 dapat berjalan lebih optimal.   “Dengan adanya penguatan kepengurusan, diharapkan seluruh program dapat berjalan sukses dan semakin bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.   Kegiatan ini juga menjadi sarana evaluasi terhadap capaian di tahun sebelumnya. Sandika menekankan pentingnya belajar dari kekurangan di masa lalu untuk menghasilkan inovasi yang lebih baik di masa depan.   “Semoga setiap kegiatan tahun ini bisa jauh lebih baik lagi,” harapnya.   Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan terus berkomitmen untuk mengedepankan semangat gotong royong dan kolaborasi dalam menjalankan setiap program. Keputusan strategis yang dihasilkan melalui forum ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi warga Desa Tugu Selatan dan sekitarnya.   Baca juga: Pangkas Rambut Gratis di Rest Area Gunung Mas: Kolaborasi Dompet Dhuafa, Karang Taruna Cisarua, dan Sinar Pangrango untuk Pemberdayaan Masyarakat Ironi Indramayu : Lumbung Padi Termiskin di Jawa Barat Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz

Pangkas Rambut Gratis di Rest Area Gunung Mas: Kolaborasi Dompet Dhuafa, Karang Taruna Cisarua, dan Sinar Pangrango untuk Pemberdayaan Masyarakat

LEFT-BACK.COM – Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (IKDD) menggandeng Karang Taruna Kecamatan Cisarua, Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan, dan Puncak Culture Session untuk menggelar layanan pangkas rambut gratis. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 19 Januari 2025, ini diadakan di Rest Area Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Acara berlangsung dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB dan menjadi bagian dari program Goes to Public yang bertujuan memberdayakan masyarakat.   M. Azmi Hanipa dari IKDD mengungkapkan bahwa layanan pangkas rambut gratis ini melibatkan 15 santri Pondok Pesantren Nurul Yaqien yang telah mengikuti pelatihan barber selama 10 hari.   “Program pelatihan ini tidak hanya terbatas pada keterampilan barber, tetapi juga mencakup pelatihan barista, servis AC, servis motor, dan menjahit. Semuanya gratis dan terbuka untuk umum. Kami juga bekerja sama dengan Sekolah Barber Kenzies untuk memastikan pelatihan yang berkualitas,” jelas Azmi.   Plt Ketua Karang Taruna Kecamatan Cisarua, Asep Suparman (Ghaffer), mengapresiasi kolaborasi ini sebagai langkah nyata pemberdayaan ekonomi masyarakat.   “Program ini menjadi awal dari pelatihan produktif lainnya yang akan diterapkan di desa-desa lain di Kecamatan Cisarua,” katanya.   Hal senada disampaikan Ketua Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan, Sandika, yang mengapresiasi tingginya antusiasme warga yang turut serta.   “Kami melihat antusiasme tinggi dari warga. Selain membantu masyarakat, program ini juga berpotensi mendukung pengembangan UMKM di kawasan rest area gunung mas Puncak,” ujarnya.       Pembimbing Pondok Pesantren Nurul Yaqien, Alfin Maulana, menyatakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.   “Pelatihan ini memberikan peluang besar bagi santri untuk berkembang. Jika dihitung secara komersial, nilai pelatihan ini mencapai Rp3 juta per peserta. Kami juga berencana memfasilitasi alat pangkas rambut bagi santri agar keterampilan mereka terus berkembang,” jelasnya.   Salah satu warga Desa Tugu Utara, Yuliawati, menyatakan kegembiraannya atas kegiatan ini, dirinya mengaku terbantu dengan adanya potong rambut gratis tersebut.   “Biasanya saya malas mengantar anak potong rambut, tapi dengan program gratis ini, sangat membantu sekali. Semoga kegiatan seperti ini sering diadakan,” ungkapnya.   Trainer Sekolah Barber Kenzies, Nandar, menjelaskan bahwa para peserta sudah menguasai teknik dasar pangkas rambut hanya dalam waktu lima hari.   “Kami juga akan memberikan alat pangkas rambut kepada dua peserta terbaik sebagai bentuk apresiasi dan dukungan untuk mereka,” tambahnya.   Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara Dompet Dhuafa, Karang Taruna, dan berbagai pihak dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat melalui pemberdayaan keterampilan dan layanan sosial.   Baca juga: Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz Transformasi Kepemimpinan Karang Taruna Cisarua: Komitmen Baru di Bawah Tema “Kolaborasi Aksi Prestasi” Indramayu: Paradoks Cahaya Literasi dan Angka Melek Huruf

Strategi Pemulihan DAS Ciliwung: 2.450 Pohon Ditanam di Hulu Demi Mencegah Banjir dan Menjaga Ekosistem

LEFT-BACK.COM – Upaya besar untuk memulihkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung kini dimulai dari hulunya. Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, memimpin penanaman 2.450 bibit pohon di kawasan Gunung Mas dan Telaga Saat, titik nol kilometer Sungai Ciliwung, Cisarua, Bogor, pada Kamis (16/1/2025).   “Pemulihan DAS Ciliwung harus berangkat dari hulu. Penanaman pohon endemik menjadi kunci strategis untuk menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat di hilir,” tegas Menteri Hanif Faisol.   Program ini melibatkan penanaman pohon Mahoni dan Alpukat, yang dipilih karena kemampuannya menyerap air, mencegah erosi, dan memperkuat keanekaragaman hayati. Langkah ini menjadi jawaban atas meningkatnya ancaman akibat alih fungsi lahan dan masifnya pembangunan di kawasan Puncak.   Sukardi, Penanggung Jawab Bank Pohon Nusantara, menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak berhenti pada penanaman saja.   “Perawatan pohon sangat penting untuk memastikan pertumbuhannya optimal dan memberikan manfaat jangka panjang,” ujarnya.   Camat Cisarua, Heri Risnandar, menambahkan bahwa pemilihan waktu penanaman saat musim hujan sangat tepat.   “Momentum ini sangat ideal. Namun, keberlanjutan harus menjadi prioritas dengan perawatan rutin, baik mingguan maupun bulanan, sebagaimana arahan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor,” kata Heri.   Ia juga mengingatkan pentingnya tanggung jawab bersama dalam menjaga hulu DAS Ciliwung, yang menjadi aset ekologis vital. Saat ini, sekitar 72% wilayah DAS Ciliwung telah berubah menjadi lahan terbangun, yang mengurangi daya serap air dan meningkatkan risiko banjir di hilir, termasuk Jakarta.   Pepohonan yang ditanam di hulu DAS Ciliwung memiliki peran penting dalam: Mencegah erosi dan kerusakan tanah Meningkatkan kapasitas serapan air tanah Menjaga stabilitas debit air sungai, terutama saat musim hujan Melindungi keanekaragaman hayati dan memperbaiki kualitas udara   Langkah ini diharapkan menjadi awal baru dalam memulihkan fungsi hulu Ciliwung, sekaligus menjaga ekosistem yang sehat demi keberlanjutan hidup masyarakat di kawasan hilir.   Baca juga: Transformasi Kepemimpinan Karang Taruna Cisarua: Komitmen Baru di Bawah Tema “Kolaborasi Aksi Prestasi” Menyusuri Napoli: Ketika Sepak Bola Menjadi Agama, dan Maradona Menjadi Nabinya Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz

Transformasi Kepemimpinan Karang Taruna Cisarua: Komitmen Baru di Bawah Tema “Kolaborasi Aksi Prestasi”

LEFT-BACK.COM – Karang Taruna Kecamatan Cisarua melaksanakan Rapat Pengurus Pleno (RPP) dengan tema Kolaborasi Aksi Prestasi pada Jumat (17/1/2025) di Aula Kantor Kecamatan Cisarua. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menandai transformasi kepemimpinan dan memperkuat peran pemuda dalam pembangunan sosial.   Acara tersebut dihadiri oleh Camat Cisarua Heri Risnandar, Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT), serta perwakilan dari sembilan desa dan satu kelurahan di wilayah Cisarua. Dalam RPP ini, Asep Suparman (Ghaffer) ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Karang Taruna menggantikan Saeful Rizal yang mengundurkan diri.   Saeful Rizal yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Karang Taruna, mengundurkan diri karena kesibukan lain di luar organisasi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan dukungannya terhadap kepemimpinan baru.   “Saya percaya Kang Ghaffer mampu melanjutkan visi Karang Taruna, terutama menjaga keberlanjutan program-program unggulan seperti Ramadhan Festival,” ujar Saeful Rizal.   Sebagai Plt Ketua, Ghaffer berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Muspika dan stakeholder lokal. Ia bertekad memaksimalkan peran Karang Taruna dalam mendukung pembangunan sosial hingga akhir masa jabatan pada 2027.   “Kami akan mendorong pembentukan Karang Taruna di desa-desa yang belum memilikinya, dengan koordinasi bersama kepala desa sesuai arahan Pak Camat,” kata Ghaffer.   Camat Cisarua Heri Risnandar menegaskan pentingnya peran pemuda melalui Karang Taruna dalam mendukung pengembangan potensi wisata dan sosial di wilayah tersebut. Ia juga memberikan apresiasi dalam bentuk jaket sebagai simbol kekompakan dan dukungan dari Kecamatan Cisarua.   “Kami mendukung penuh inovasi yang dilakukan pemuda, tanpa melupakan identitas lokal dari masing-masing desa,” ujar Heri.   Dengan tema Kolaborasi Aksi Prestasi, RPP ini mencerminkan semangat kebersamaan dan komitmen untuk membawa perubahan positif. Dukungan dari seluruh pihak diharapkan mampu menjadikan Karang Taruna sebagai motor penggerak pembangunan sosial di Kecamatan Cisarua.   Melalui langkah baru di bawah kepemimpinan Ghaffer, Karang Taruna Cisarua diharapkan semakin relevan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, menjadikan pemuda sebagai garda terdepan dalam pembangunan daerah.   Baca juga: Silaturahmi Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan dan Karang Taruna PPI Kecamatan Cipondoh: Tukar Pengalaman untuk Kemajuan Pemuda Tiago Rech: Suporter Tunggal yang Kini Menjadi Presiden Klub Santa Cruz Menyusuri Napoli: Ketika Sepak Bola Menjadi Agama, dan Maradona Menjadi Nabinya

Silaturahmi Karang Taruna Sinar Pangrango Desa Tugu Selatan dan Karang Taruna PPI Kecamatan Cipondoh: Tukar Pengalaman untuk Kemajuan Pemuda

LEFT-BACK.COM – Karang Taruna Sinar Pangrango, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menerima kunjungan dari Karang Taruna Poris Plawad Indah (PPI), Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, pada Selasa malam (14/1/2025). Kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi antar-pengurus Karang Taruna sekaligus momen untuk bertukar pengalaman dalam upaya memajukan organisasi pemuda di masing-masing wilayah.   Ketua Karang Taruna Sinar Pangrango, Sandika, mengungkapkan rasa syukur atas kunjungan ini.   “Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar. Banyak hal yang menjadi pembelajaran dan wawasan baru bagi kami. Intinya, kami saling bertukar pengalaman, membahas bagaimana bersinergi dengan kepala desa dan lembaga lainnya. Semoga silaturahmi ini terus terjaga, dan ke depannya, Karang Taruna Sinar Pangrango bisa berkunjung ke Tangerang,” ujarnya.   Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak berdiskusi tentang berbagai program kerja, tantangan, dan strategi untuk meningkatkan peran Karang Taruna dalam kesejahteraan masyarakat, khususnya para pemuda.   Ketua Karang Taruna PPI Kecamatan Cipondoh, Hasanudin, turut menyampaikan apresiasinya terhadap pihak Karang Taruna Sinar Pangrango.   “Kami mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan hangat dari teman-teman Karang Taruna Sinar Pangrango. Kami belajar banyak ilmu dan pengalaman untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya para pemuda. Semoga apa yang kami dapatkan bisa kami implementasikan di wilayah kami. Kami berharap silaturahmi ini bukan yang pertama dan terakhir,” katanya.   Ia juga menambahkan pesan penting bagi seluruh anggota Karang Taruna, untuk terus dinamis dan menjaga erat tali persaudaraan.   “Mari berkembang, bangkit, dan maju bersama dalam bingkai karya keluarga pemuda Karang Taruna. Salam kesetiakawanan, sinergi, dan kolaborasi,” pungkas Hasanudin.   Kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kolaborasi antar-organisasi pemuda. Diharapkan, silaturahmi seperti ini terus berlanjut untuk mempererat hubungan serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas.   Baca juga: 16 Bangunan Ilegal di Hibisc Fantasy Puncak Terungkap! Nasib Bianglala Ikonik di Ujung Tanduk Menyusuri Napoli: Ketika Sepak Bola Menjadi Agama, dan Maradona Menjadi Nabinya Bertahun-tahun Dilanda Banjir Rob, Kemensos Siapkan Kampung Nelayan di Eretan Indramayu

16 Bangunan Ilegal di Hibisc Fantasy Puncak Terungkap! Nasib Bianglala Ikonik di Ujung Tanduk

LEFT-BACK.COM – Hibisc Fantasy Puncak, destinasi wisata baru yang dikelola oleh PT Jaswita Lestari Jaya, menuai kontroversi setelah DPRD Provinsi Jawa Barat dan DPRD Kabupaten Bogor melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa, (14/1/2025). Hasil sidak mengungkap fakta mengejutkan: dari 34 unit bangunan, hanya 18 unit yang memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) atau persetujuan bangunan gedung (PBG).   Bangunan ilegal, termasuk wahana bianglala ikonik yang menjadi daya tarik utama, telah disegel oleh Satpol PP Kabupaten Bogor. Namun, desakan pembongkaran muncul dari berbagai pihak, termasuk DPRD.   Koordinator Komisi IV DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan, mengkritik keras PT Jaswita sebagai BUMD milik Provinsi Jawa Barat. Ia menilai langkah ini tidak mencerminkan kepatuhan terhadap aturan tata ruang dan lingkungan.   “Provinsi seharusnya menjadi contoh dalam pembangunan yang sesuai aturan. Pelanggaran ini harus segera ditindak untuk mencegah dampak lingkungan di kawasan Puncak,” ujar Iwan.   Ia juga mengingatkan bahaya potensi bencana di kawasan yang menjadi hulu Sungai Ciliwung ini. “Kerusakan lingkungan akan berdampak besar, meskipun belum terasa saat ini,” tambahnya.   Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Haikal Kurdi, menganggap Pemkab Bogor kurang tegas dalam menangani pelanggaran ini. Ia menuntut agar bangunan ilegal, termasuk bianglala, segera dipindahkan atau di bongkar.   “Kenapa hanya disegel? Berani nggak di pindahkan atau bongkar wahana bianglala itu?” tegas Wawan.   Project Manager PT Jaswita, Masrial, menyatakan bahwa pihaknya menghentikan pembangunan hingga semua perizinan selesai. Namun, ia mengaku belum menerima surat resmi terkait pembongkaran wahana bianglala.   “Kami berkomitmen menyelesaikan legalitas sesuai aturan, tetapi untuk pembongkaran, kami belum menerima instruksi resmi dari Pemkab,” jelasnya.   Direktur PT Jaswita Lestari Jaya, Angga Qadhafi, menambahkan bahwa pihaknya telah mengikuti prosedur perizinan dan sudah memiliki Amdal sejak Oktober 2024. Namun, pengoperasian yang dimulai sebulan lalu kini menuai kritik.   Inspeksi ini menjadi sinyal kuat bagi pengelola kawasan wisata lainnya untuk menaati peraturan. DPRD Jabar dan DPRD Bogor sepakat mendesak penyelesaian masalah perizinan dan penegakan aturan demi menjaga ekosistem lingkungan di Puncak dan mencegah dampak jangka panjang.   Baca juga: Perjalanan Hidup Sang Legenda: John Lennon, Gugur Tragis di Tangan Penggemar Fanatik Menyusuri Napoli: Ketika Sepak Bola Menjadi Agama, dan Maradona Menjadi Nabinya Indramayu: Paradoks Cahaya Literasi dan Angka Melek Huruf